Identifikasi Pohon Karet


POHON KARET
(Hevea brasiliensis)


Stuktur Klasifikasi Pohon Karet ialah:
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Euphorbiales
Famili              : Euphorbiaceae
Genus              : Hevea
Spesies            : Hevea brasiliensis Muell. Arg

Deskripsi Pohon Karet:
Tanaman karet memiliki perakaran yang ekstensif, akar tunggangnya mampu tumbuh menembus tanah sampai 2 m, sedangkan  akar lateralnya menyebar sepanjang lebih dari 10 m. Tanaman karet berbentuk pohon dengan tinggi 15-25 m, tipe pertumbuhan tegak dan memperlihatkan pola pertumbuhan berirama (ritme), yakni terdapat masa tumbuh dan masa istirahat (latent) yang bergantian dalam periode sekali dalam dua bulan. Batangnya berkayu, dengan susunan dari luar ke dalam sebagai berikut:
·         kulit keras, terdiri dari lapisan gabus, kambium gabus, lapisan sel batu;
·         kulit lunak, di dalamnya terdapat floem dan pembuluh lateks;
·         kambium;
·         kayu/xylem.

Waktu yang tepat untuk menanam karet adalah saat musim penghujan sehingga intensitas penyiraman bisa dikurangi. Bibit yang sudah siap ditanam adalah bibit yang mempunyai payung daun terakhir yang sudah tua. Bibit diletakkan di bagian tengan lubang tanam dan ditimbun dengan tanah. Setiap 1-2 minggu, pemeriksaan bibit perlu dilakukan sehingga bibit yang mati bisa segera diganti untuk mempertahankan populasi tanaman karet. Penyulaman dilakukan guna mengganti bibit yang tidak tumbuh baik selama proses pertumbuhan di media tanam

Hutan karet di Pegunungan Gumitir, JemberJawa Timur.

Tanaman karet siap sadap bila sudah matang sadap pohon. Matang sadap pohon tercapai apabila sudah mampu diambil lateksnya tanpa menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Pohon karet biasanya dapat disadap sesudah berumur 5-6 tahun. Semakin bertambah umur tanaman semakin meningkatkan produksi lateksnya]. Mulai umur 16 tahun produksi lateksnya dapat dikatakan stabil sedangkan sesudah berumur 26 tahun produksinya akan menurun.

Penyadapan dilakukan dengan memotong kulit pohon karet sampai batas kambium dengan menggunakan pisau sadap. Jika penyadapan terlalu dalam dapat membahayakan kesehatan tanaman, dan juga untuk mempercepat kesembuhan luka sayatan maka diharapkan sadapan tidak menyentuh kayu (xilem) akan tetapi paling dalam 1,5 mm sebelum kambium.[9]
Sadapan dilakukan dengan memotong kulit kayu dari kiri atas ke kanan bawah dengan sudut kemiringan 30˚ dari horizontal dengan menggunakan pisau sadap yang berbentuk V. Semakin dalam sadapan akan menghasilkan banyak lateks. Pada proses penyadapan perlu dilakukan pengirisan. Bentuk irisan berupa saluran kecil, melingkar batang arah miring ke bawah. Melalui saluran irisan ini akan mengalir lateks selama 1-2 jam. Sesudah itu lateks akan mengental. Lateks yang yang mengalir tersebut ditampung ke dalam mangkok aluminium yang digantungkan pada bagian bawah bidang sadap. Sesudah dilakukan sadapan, lateks mengalir lewat aluran V tadi dan menetes tegak lurus ke bawah yang ditampung dengan wadah.[10]
Waktu penyadapan yang baik adalah jam 5.00 – 7.30 pagi dengan dasar pemikirannya: Jumlah lateks yang keluar dan kecepatan aliran lateks dipengaruhi oleh tekanan turgor sel Tekanan turgor mencapai maksimum pada saat menjelang fajar, kemudian menurun bila hari semakin siang Pelaksanaan penyadapan dapat dilakukan dengan baik bila hari sudah cukup terang.
Waktu bukaan sadap adalah 2 kali setahun yaitu, pada
(a) permulaan musim hujan (Juni)
(b) permulaan masa intensifikasi sadapan (bulan Oktober).
Oleh karena itu, tidak secara otomatis tanaman yang sudah matang sadap lalu langsung disadap, tetapi harus menunggu waktu tersebut di atas tiba.

Karet merupakan salah satu komoditas terbesar Indonesia setelah minyak kelapa sawit, dan 85% produksinya dilakukan oleh petani kecil. Karet terdiri dari polimer senyawa organik isoprena, senyawa organik lainnya dan air.  Kebanyakan karet komersial berasal dari getah pohon para karet (para rubber tree) atau Hevea brasiliensis.
Sebagai produsen karet terbesar kedua di dunia, jumlah suplai karet Indonesia penting untuk pasar global. Sejak tahun 1980an, industri karet Indonesia telah mengalami pertumbuhan produksi yang stabil. Kebanyakan hasil produksi karet negara ini - kira-kira 80% - diproduksi oleh para petani kecil. Oleh karena itu, perkebunan Pemerintah dan swasta memiliki peran yang kecil dalam industri karet domestik. Kebanyakan produksi karet Indonesia berasal dari provinsi-provinsi berikut:
1. Sumatra Selatan
2. Sumatra Utara
3. Riau
4. Jambi
5. Kalimantan Barat
Total luas perkebunan karet Indonesia telah meningkat secara stabil selama satu dekade terakhir. Di tahun 2015, perkebunan karet di negara ini mencapai luas total 3,65 juta hektar, sementara perkebunan Pemerintah dan swasta telah agak berkurang, kemungkinan karena perpindahan fokus ke kelapa sawit. 
Kementerian Perindustrian mencatat industri karet dalam negeri sejauh ini baru menyerap sekitar 550 ribu ton per tahun dari total produksi karet alam yang mencapai 3 juta ton per tahun. Dari total karet alam yang terserap, 55 persen dimanfaatkan oleh industri ban, 17 persen digunakan oleh industri sarung tangan dan benang karet, 11 persen digunakan oleh industri alas kaki, dan 9 persen digunakan oleh industri barang-barang karet lainnya.

Manfaat Pohon Karet
  •  Menyumbang Bahan Karet
Bahan karet menjadi salah satu bahan yang paling banyak dibutuhkan untuk industri dan menjadi berbagai jenis produk. Karet akan diolah dari bahan mentah berupa getah dari pohon karet menjadi produk dengan melibatkan proses tertentu. Bahan-bahan yang dihasilkan dari getah pohon karet bisa menjadi produk utama, produk sampingan dan limbah yang masih bisa dimanfaatkan. Produk yang paling mudah dikenal antara lain adalah ban kendaraan, produk industri rumah tangga, perlengkapan olahraga dan berbagai jenis produk lain.

  •  Mengurangi Emisi Rumah Kaca
Perkebunan karet yang hijau memberikan dampak yang sangat baik untuk lingkungan. Pohon karet bisa menyerap gas buangan dan menghasilkan oksigen untuk manusia. Selain itu, pohon karet bisa menyerap gas karbon dioksida yang penting untuk mengatasi semua jenis efek emisi rumah kaca seperti pemanasan global dan kerusakan lingkungan.

  • Mendukung Kinerja Industri Sintetis
Industri sintetis menjadi bahan yang tidak mungkin ditinggakkan oleh manusia. Bahan-bahan sintetis telah mempermudah pekerjaan manusia di berbagai bidang termasuk transportasi, kesehatan, perkakas dan semua jenis industri yang membutuhkan bahan karet. Karet yang dihasilkan dari pohon karet telah memberikan hasil yang sangat besar untuk manusia termasuk menyedikan sarana ekonomi global dan internasional.

  •  Pohon Karet Membuka Lapangan Kerja
Banyak orang yang bergantung secara ekonomi dari pohon karet. Hal ini dimulai dari pemilik perkebunan yang menghasilkan karet, orang-orang yang bekerja untuk industri karet dan semua jenis pekerjaan yang membutuhkan karet. Karet dipakai untuk industri pembuatan ban, katup mesin dan produk lain. Jadi pohon karet telah menyumbangkan manfaat ekonomi yang sangat besar dan berantai dari beberapa jenis industri.

  •  Pohon Karet untuk Industri Mebel
Manfaat pohon karet juga digunakan sebagai bahan untuk membuat mebel atau perangkat kontruksi rumah. Kayu karet memiliki sifat keras, bersih, awet dan mudah untuk dibentuk. Karena itulah pohon karet juga bisa dibentuk menjadi berbagai jenis mebel seperti untuk meja, kursi, meja dapur dan berbagai jenis produk lain.

  • Pohon Karet Meningkatkan Fungsi Sosial
Secara umum penanaman pohon karet membutuhkan lahan yang luas dengan beberapa pengaturan blok lahan yang teratur. Karena itulah lahan pohon karet sering dipilih pada wilayah tertentu untuk meningkatkan pemerataan penduduk. Dengan cara seperti ini maka perkebunan pohon karet telah meningkatkan fungsi sosial dengan cara yang sangat baik.

  • Membuka Lapangan Pekerjaan
Pemeliharaan pohon karet membutuhkan banyak perawatan. Bahkan penyadapan membutuhkan perawatan yang sangat rutin. Jadi, pohon karet telah membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Banyak orang-orang yang sangat bergantung pada tanaman pohon karet mulai dari bagian perawatan, industri pengolahan hingga semua produk yang menggunakan karet.

  •  Membantu Pemanfaatan Lahan
Pohon karet biasanya membutuhkan lahan yang luas. Banyak lahan di beberapa negara yang tidak terpakai dan bisa digunakan untuk membuka lahan perkebunan. Hal ini ternyata sangat baik untuk mengembangkan pemanfaatan lahan yang masih kosong menjadi lahan perkebunan karet. Perkebunan karet juga akan meningkatkan ekonomi masyarakat yang mau bekerja untuk memelihara pohon karet.

  •  Meningkatkan Kerjasama Ekonomi Internasional
Tidak semua negara memiliki lahan untuk ditanami pohon karet, karena itulah negara yang memiliki lahan luas untuk penanaman karet berperan besar dalam menjalin kerjasama. Kerjasama ekonomi bisa dilakukan untuk mengembangkan industri karet murni dan produk jadi. Jadi secara umum kerjasama ini akan meningkatkan kemajuan ekonomi antara negara, baik untuk negara maju maupun negara berkembang.

  • Menjaga Iklim Lingkungan
Pohon karet menyumbang efek yang sangat baik untuk lingkungan. Manfaat pohon karet meningkatkan produksi oksigen yang sangat baik untuk manusia. Selain itu pohon karet juga sangat baik untuk mencegah asap dan polusi udara yang buruk untuk kesehatan manusia. Bahkan perkebunan karet bisa mengatasi banjir, tanah longsor dan semua jenis masalah lingkungan karena kondisi tanah yang tidak stabil.

  • Produk Obat-obatan
Biji karet mengandung berbagai jenis senyawa dan nutrisi seperti lemak, air, protein dan senyawa lain. Selain itu biji karet juga mengandung beberapa jenis bahan seperti tiamin, asam nikotinat, akroten, tokoferol yang bisa digunakan untuk campuran bahan obat-obatan dan produk makanan. Semua bahan ini biasanya sudah di olah dengan proses yang higienis sehingga bisa digunakan secara aman.



Disusun oleh : Fitri Nabilah Ubaidah/06



Komentar

Postingan Populer